GM sepakat pasok lithium di AS untuk baterai mobil listrik

Jakarta (ANTARA) - General Motors telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan pertambangan untuk mendapatkan lithium, bahan utama dalam baterai mobil listrik, dari deposit panas bumi di Amerika Serikat.

Dikutip The Verge, Sabtu, produsen mobil tersebut berinvestasi “multi-juta dolar” di Controlled Thermal Resources (CTR) Australia untuk mendukung upaya perusahaan pertambangan mengekstrak litium dari Ladang Panas Bumi Laut Salton California.

Ini adalah taruhan berisiko oleh GM, mengingat tidak ada produksi lithium skala penuh di Amerika Serikat dari sumur panas bumi.

Sebagian besar litium dunia berasal dari dua tempat, yakni endapan garam litium di “segitiga litium” Amerika Selatan di Argentina, Chili, dan Bolivia serta endapan batuan keras di Australia. Tapi hal tersebut menjadi pertanda bahwa GM sedang mencoba untuk berpikir secara holistik tentang tantangan menjadi perusahaan kendaraan listrik pada tahun 2035.

Proses "ekstraksi langsung" CTR akan memiliki "jejak fisik yang sangat kecil" yang menghasilkan sangat sedikit emisi karbon, kata Tim Grewe, direktur umum strategi elektrifikasi dan rekayasa sel di GM.

Baterai kendaraan listrik dapat menggunakan lithium karbonat atau lithium hidroksida, tetapi industri biasanya berbicara tentang setara lithium karbonat, yang mengandung keduanya.

Baca juga: GM "recall" banyak mobil karena lampu peringatan kantung udara rusak

“Lithium adalah logam penting untuk membuat kendaraan listrik jarak tempuh tinggi yang terjangkau di masa depan kita,” kata Grewe. "Kami akan memiliki hak pertama untuk lithium yang dihasilkan dari proyek ini."

GM mengatakan "jumlah signifikan" lithium yang dibutuhkan untuk baterai kendaraan listriknya akan berasal dari situs pengembangan "Hell's Kitchen" CTR di Salton Sea Geothermal Field, yang terletak di Imperial, California.

Komisi Energi California memperkirakan daerah tersebut dapat menghasilkan 600.000 ton lithium karbonat setiap tahun, senilai 7,2 miliar dollar AS.

“Ini adalah satu-satunya sumber air garam lithium terbesar di Amerika Serikat, jika bukan di planet ini… Ini akan menjadi pusat penting,” ujar CEO CTR Rod Colwell, mengatakan kepada Fortune awal bulan ini.

Tahap pertama proyek CTR diperkirakan tidak akan menghasilkan lithium sampai tahun 2024. Namun Grewe mengatakan GM akan mencoba mensintesis lithium untuk baterainya “secepat mungkin, mencoba mengalahkan (2024)” jika memungkinkan.

Perlombaan untuk menemukan sumber litium baru dan ramah lingkungan di California disebut sebagai "demam emas putih", dengan perusahaan yang berniat memproduksi jutaan baterai kendaraan listrik yang ingin mengamankan bagian dari proses tersebut.

Meningkatnya permintaan ini juga memicu kekhawatiran tentang kekurangan, dengan analis memperkirakan defisit dalam puluhan ribu ton pada tahun 2022.

CTR bukanlah perusahaan pertama yang mencoba menemukan cara hemat biaya untuk menarik mineral dari perairan yang dipanaskan secara alami jauh di bawah Laut Salton.

Salah satu contoh baru-baru ini adalah Simbol Materials, sebuah perusahaan rintisan yang banyak digembar-gemborkan, yang runtuh pada tahun 2015 tak lama setelah Tesla menawarkan untuk membeli perusahaan tersebut seharga 325 juta dollar AS.

“Saya akan mengatakan kekhawatiran utama seputar ekstraksi lithium dari air asin panas bumi sebagian besar bersifat ekonomi,” kata Chris Berry, presiden House Mountain Partners dan seorang analis yang berfokus pada rantai pasokan logam energi.

"Investor ingin melihat ekonomi yang terbukti sebelum menulis cek besar untuk mengembangkan proyek dan produsen baterai ingin melihat bukti produksi kualitas baterai lithium yang dapat diskalakan sebelum menandatangani perjanjian off-take yang mengikat."

Tapi GM melihat risiko yang layak diambil. “Ini sangat sulit,” kata Grewe. “Itu harus mencakup semua metrik kualitas bawaan kami yang kami miliki di General Motors.”

Produsen mobil baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menghabiskan 35 miliar dollar AS hingga tahun 2025 untuk pengembangan kendaraan listrik dan otonom, termasuk pembangunan dua fasilitas baterai baru di AS.

GM memposisikan dirinya sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di Amerika Utara, sama seperti kendaraan bertenaga gas. Produsen mobil itu sebelumnya mengatakan bahwa mereka berharap untuk hanya membuat kendaraan ringan tanpa emisi pada tahun 2035.

Baca juga: CEO GM ajak masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik

Baca juga: Dongkrak darurat bisa patah, GM "recall" Buick Encore & Trailblazer

Baca juga: GM pasok baterai Ultium untuk kereta listrik Wabtec

Pewarta: F017
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021

Sumber: otomotif.antaranews.com

0 Response to "GM sepakat pasok lithium di AS untuk baterai mobil listrik"

Post a Comment