Pemprov DKI Berkukuh Ingin Jadi Tuan Rumah Formula E Jadikan Olimpiade Tokyo Acuan
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mendorong agar balap mobil Formula E tetap dilaksanakan pada Juni 2022 mendatang. Menurutnya, kondisinya akan mirip dengan Olimpiade Tokyo, Jepang, yang baru saja usai ketika semua cabang olahraga berlangsung tanpa penonton karena pandemi Covid-19.
âSemua event-event internasional di dunia kan tetap dijadwalkan sejauh dimungkinkan pelaksanaannya, seperti kemarin Olimpiade di Tokyo,â tutur Riza kepada awak media di Balai Kota DKI Jakarta pada Jumat (20/8).
Menurutnya, fokus penyelenggaraan acara internasional di tengah situasi krisis kesehatan ini bukan lagi soal apakah mungkin mendatangkan penonton, melainkan tentang penerapan protokol kesehatan.
âJangan karena pandemi Covid-19 kemudian mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk mengukir prestasi. Namun, semua harus sesuai dengan protokol kesehatan,â ucapnya.
Riza mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta optimis bisa mengadakan Formula E sesuai jadwal sebab Gubernur Anies Baswedan sendiri sudah mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022 pada awal bulan ini. Salah satu yang menjadi prioritas pemerintah adalah Formula E. Sekretaris Daerah DKI dipercaya untuk memastikan acara itu tetap diadakan.
Pada hari yang sama, Kepala Dinas Cipta Karya, Pertanahan dan Tata Ruang DKI Jakarta Heru Hermawanto menegaskan sirkuit yang nantinya digunakan bersifat temporer atau sementara. Oleh karena itu, tidak perlu ada rancangan khusus yang disiapkan.
âContoh di luar negeri kan enggak perlu dirancang, tempatnya di mana saja, silakan,â kata dia saat berada di gedung DPRD DKI Jakarta.
Awalnya, area Monumen Nasional (Monas) sendiri dikabarkan menjadi salah satu incaran untuk dijadikan lokasi balapan. Ini seperti yang disampaikan oleh Riza pada Maret lalu saat PT Jakarta Propertindo yang mendapatkan mandat untuk mencari venue masih pikir-pikir.
âTerkait lokasi, nanti masih terus dalam pengkajian mana yang terbaik. Yang pasti di Jakarta, bukan berarti tidak di Monas,â kata Riza.
Beberapa orang menilai kawasan itu tidak tepat untuk dialihfungsikan sebagai sirkuit. Namun, Heru menyebut seandainya memang Monas yang akan dipilih, desainnya akan menyesuaikan.
âJustru rancangan sirkuit ngikutin lapangan yang ada,â tegasnya.
Isu tentang Formula E mulai memanas dalam seminggu terakhir menyusul keputusan fraksi PSI dan sebagian dari PDI Perjuangan di DPRD DKI Jakarta untuk mengajukan hak interpelasi terhadap Anies.
Para anggota dewan dari kedua partai berniat meminta keterangan sang gubernur yang masih membuka peluang berlangsungnya acara balap mobil tersebut. Belum diketahui pasti apakah jumlah yang mengajukan sudah memenuhi persyaratan yaitu minimal sebanyak 15 orang.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Zita Anjani yang berasal dari PAN menegaskan tidak akan berpartisipasi dalam pengajuan interpelasi. Partai itu sendiri menjadi pendukung Anies kala bertarung dalam Pemilihan Gubernur pada empat tahun lalu.
âKalau ditarik ke belakang, tahapan rencana penyelenggaraan Formula E sudah melalui proses panjang, dimulai dari kajian konsultan hingga persetujuan dari DPRD,â tuturnya. âOleh karena itu, rasanya kurang elok kalau kita sudah sepakati bersama, kemudian kita juga yang mempermasalahkannya.â
Pengajuan Jakarta sebagai lokasi Formula E sebenarnya terjadi sebelum pandemi. Rencana pemerintah waktu itu ibu kota akan menjadi kota penyelenggara pada Juni 2020. Ketika infeksi virus belum juga berakhir pada tahun ini, balapan akhirnya dibatalkan. Ini sama seperti Olimpiade Tokyo dan beberapa acara olahraga lainnya, termasuk Euro.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan PDIP menjadi inisiator interpelasi mengkritik Pemprov DKI yang menghabiskan dana Rp360 miliar pada tahun lalu dan Rp 200 miliar pada 2021 untuk ajang balapan itu. Total APBD DKI yang terserap menjadi tuan rumah bisa mencapai Rp1 triliun.
Adapun fraksi PDIP berpendapat semestinya pemerintah lebih memprioritaskan penanganan pandemi. Dengan alasan Anies belum menyampaikan strategi yang jelas, PDIP merasa sudah waktunya untuk menggunakan hak interpelasi. Targetnya adalah pembatalan acara.
âKarena sudah jelas tidak menguntungkan, jadi perlu diluruskan juga target kita pembatalan Formula E,â ungkap anggota DPRD dari PDI Perjuangan Ima Mahdiah.
Tudingan itu dibantah oleh Riza. Ia menyebut ada kajian tim independen yang menyimpulkan Jakarta justru akan diuntungkan. Namun, dia tidak menjelaskan seperti apa rinciannya.
âJadi, semua nilai positifnya dihitung berapa bagi Jakarta dan tentu Indonesia itu sudah dihitung juga. Kalau tidak [menguntungkan], tidak berani kita [menggelar],â kata Riza.
Dia juga menyampaikan bahwa Pemprov DKI menunda pembayaran commitment fee berikutnya sampai mendapatkan kejelasan tentang status balap Formula E.
âPembayaran commitment fee untuk penyelenggaraan tahun 2022 dan seterusnya akan dilakukan penjadwalan kembali setelah ada kepastian penyelenggara Formula E dengan mempertimbangkan telah berakhirnya pandemi Covid,â ucapnya.
Formula E, balap mobil bertenaga listrik, sejatinya sampai pada musim keenamnya pada 2019-2020 lalu. Tetapi, badan yang menaungi lomba balap motor internasional FIA mengumumkan penghentian lomba pada 13 Maret 2020 sebab pandemi semakin memburuk.
Dalam situs resminya, FIA menegaskan âterus memonitor pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan selalu berkomunikasi dengan komunitas tim, pabrik, mitra, pemegang hak siar serta kota tuan rumahâ. Jadwal lomba juga akan âdiperbarui berdasarkan larangan bepergian dan protokol pemerintah setempatâ
Selain Jakarta, kota-kota lain yang batal menjadi tuan rumah Formula E pada 2020 adalah New York, Seoul, Roma, Paris dan London. FIA menggelar kembali balapan di sirkuit Diriyah, Arab Saudi, pada 26 Februari. Berlin menjadi kota terakhir yang disinggahi para pebalap pada 14-15 Agustus kemarin.
0 Response to "Pemprov DKI Berkukuh Ingin Jadi Tuan Rumah Formula E Jadikan Olimpiade Tokyo Acuan"
Post a Comment