Dokter Reisa Keterisian Tempat Tidur RS untuk Pasien Covid-19 di Indonesia di Bawah 10 Persen
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr. Reisa Broto Asmoro, mengatakan bahwa saat ini tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit untuk pasien Covid-19 Indonesia angkanya sudah di bawah 10 persen.
Jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Indonesia adalah sebanyak 107.193 yang tersebar di 1.011 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia.
"Pagi ini laporan di rumah sakit darurat Indrapura di Surabaya tidak ada lagi pasien yang dirawat per 1 Oktober," kata dr Reisa dalam keterangan persnya, dikutip TribunnewsWiki dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (1/10/2021).
Sebelumnya, kata Reisa, kabar baik juga terdengar dari Asrama Haji Donohudan di Boyolali, Jawa Tengah, yang menjadi tempat isolasi terpusat di Boyolali yang juga telah memulangkan pasien-pasien Covid-19.
Sementara itu, Reisa mengatakan bahwa Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, saat ini masih terdapat 280 pasien Covid-19 yang masih menjalani isolasi.
Jumlah tersebut berada di angka 3,5 persen dari seluruh kapasitas yang terpakai dari total kapasitas 7.894 tempat tidur yang tersedia.
"Kolega-kolega tenaga kesehatan kami juga mengabarkan baik langsung atau melalui media sosial mereka bahwa ruang rawat intensif dan ruang isolasi mereka perlahan sudah kosong dari pasien Covid-19," kata Reisa.
Reisa pun mengajak seluruh masyarakat agar mendoakan sekitar 36.000 orang yang masih dirawat atau menjalani isolasi agar mereka dapat segera sehat kembali, cepat berkumpul kembali bersama keluarga, serta pulih dan siap beraktifitas lagi.
Reisa berujar bahwa situasi kondusif ini terjadi berkat kerja keras tenaga kesehatan dan kerja bakti seluruh komponen bangsa untuk memulihkan para pasien baik yang dirawat maupun yang berada di isolasi terpusat.
"Harus kita sadari kepatuhan protokol kesehatan juga menjadi kunci untuk menghambat penambahan kasus terkonfirmasi harian," kata Reisa.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr. Reisa Broto Asmoro (Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19)Baca: Dokter Reisa : Vaksin Sinovac Aman untuk Anak-anak
Baca: Reisa Broto Asmoro
Dalam kesempatan itu, Reisa juga menjelaskan perihal apakah anak usia di bawah 12 tahun sudah diperbolehkan divaksin Covid-19.
Reisa mengatakan para ahli yang masuk ke dalam ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) baru merekomendasikan bahwa Indonesia saat ini baru dapat memvaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12 tahun ke atas.
Penjelasan Reisa tersebut juga berlaku dalam pertanyaan apakah vaksin Covid-19 untuk anak usia 5 tahun atau di bawahnya sudah ada dan apakah balita dan batita boleh divaksin Covid-19.
"Memang beberapa produsen sudah mengeluarkan berita pers bahwa vaksin mereka terbukti aman dan memunculkan antibodi untuk anak usia 5 sampai 12 tahun," kata Reisa.
Namun, kata Reisa, penelitian ini masih dikaji kolega sesama ahli atau peer group terutama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Pemerintah Indonesia juga masih terus mengkaji bersama dengan badan otoritas yang berwenang mengenai keamanan vaksin (Covid-19) untuk anak di bawah usia 12 tahun," katanya.
Meski begitu, pada dasarnya orang tua tentu sudah seharusnya melindungi anak-anak di bawah 12 tahun dari bahaya Covid-19.
Reisa pun memberikan dua jurus untuk melindungi anak-anak di bawah 12 tahun dari Covid-19.
Pertama adalah mengenalkan kepada protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 yang ketat.
"Ajak mereka menjadi superhero dengan belajar memakai masker dan sering mencuci tangan," ujar Reisa.
0 Response to "Dokter Reisa Keterisian Tempat Tidur RS untuk Pasien Covid-19 di Indonesia di Bawah 10 Persen"
Post a Comment